Senin, 04 Oktober 2010

artikel ilmu sosial dasar " masyarakat multikultur"

Artikel Ilmu Sosial Dasar

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1 KA 31
Mata kuliah : Ilmu Sosial Dasar


MASYARAKAT INDONESIA YANG MULTIKULTUR


A. Masyarakat Multikultur

1. Pengertian

Masyarakat multikultur di sebut juga masyarakat majemuk adalah masyarakat atau banyaknya kelompok yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik itu berkenan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosial.

Menurut “Clifford Geertz” masyarakat majemuk ‘masyarakat pluralistik’ yaitu masyarakat yang di tandai oleh ikatan-ikatan primordial. Oleh karna itu, ikatan tersebut diartikan dengan budaya pencitraan atau “penandaan” yang di berikan (given). Dengan adanya penandaan individu ataupun kelompok memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang lainya
Menurut Geertz ada lima pencitraan atau penandaan yang diciptakan oleh masyarakat, namun dianggap sebagai pemberian Tuhan sejak manusia di lahirkan, yaitu:
a. Ras
Penandaan secara biologis ( warna kulit, raut wajah, perawakan, dll)
b. Bahasa
Merupakan indikator identitas etnis atau bangsa yang sangat kuat.
c. Daerah atau wilayah geografis
Sebagian besar identitas etnis ditentukan oleh wilayah yang bukan hanya lingkungan vital bagi mereka, tetapi juga tanah asal (dalam arti fisik dan psikoligis).
d. Agama
Sistem realigi pada sekelompok masyarakat yang merupakan tanda identitas etnis yang paling penting. Maka agama dapat menentukan etnisitas.
e. Budaya
Merupakan faktor-faktor yang disebutkan di atas ( bahasa, agama, dan organisasi sosial).


2. Masyarakat Indonesia yang multikultur

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh banyak ahli ilmu sosial di Indonesia, tercatat sekitr 300 suku bangsa dengan bahasa, adat istiadat, dan agama yang berbeda-beda. Namun suatu hal yang membanggakan bahwa meskipun tingkat kemajemukan nya tinggi, tetapi tetap kokoh dalam satu persatuan seperti yang dilambangkan dalam lambang Negara “ bhineka tunggal ika” walaupun berbada tapi tetap satu. Khebinekaan masyarat Indonesia dapat dilihat dari dua cara yaitu :

 Secara Horizontal (Diferensiasi)
Diferensiasi adalah perbedaan-perbedaan sosial yang tumbuh di dalam masyarakat , seperti perbedaan SARA.
 Secara vertical (stratifikasi social)
Stratifikasi adalah lapisan-lapisan sosial yang ada di dalam masyrakat yang ditempatkan dalam kelas yang berbeda-beda.

3. Penyebab Masyarakat Indonesia Menjadi Multikultur dan Masalah akibat Multikultur

Masyarakat indonesia mempunyai latar belakang yang menyebabkan Indonesia menjadi masyarakat yang multikultur . Dari sejarah nya Indonesia di latar belakangi oleh historis, kita semua tau bahwa bangsa Indonesia berasal dari nenek moyang . mereka melakukan perjalanan ke pulau-pulau nusantara . mereka mengembangkan pengetahuan, keteramplan,dll. Perbedaan pengalaman dan pengetahuan itulah yang menyebabkan timbulnya perbedaan suku bangsa dan budaya yang beragam. Lalu melalui keterbukaan Indonesia terhdap budaya luar. Sebagai contoh ; besarnya pengaruh asing seperti india, cina, bangsa eropa, bangsa tersebut membawa budaya yang beragam kepada bangsa Indonesia. Sehingga menjadi satu kebudayaan yang berbaur (akulturasi).
Di sisi lain masalah timbul akibat multikultur. Seperti konflik , konflik merupakan suatu proses disosiatif yang memecah belah suatu kesatuan masyarakat. Di Indonesia masih banyak konflik terjadi karna perbedaan pendapat sebagai contoh aksi mahasiswa dalam mengeluarkan pendapat (demo) tidak semua demo mahasiswa di terima oleh semua masyarakat sebab banyak aksi mahasiswa yang membuat resah masyarakat. Seperti aksi perusakan fasilitas umum, membakar foto presiden, berdemo dengan membakar ban. Selain itu konflik antarsuku, konflik antarsuku dapat menyebabkan pertentangan antar suku seperti konflik di timika papua. Mereka saling menyerang satu sama lain dengan melempar batu, tembakan, Samurai, bambu runcing,dll. Konflik lain juga di alami di aceh seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mereka ingin memisahkan diri dari Indonesia, sehingga terjadi konflik dengan aparat kepolisian. Tindakan semacam itu dapat memecah belah suku bangsa Indonesia, persamaan dan perbedaan pendapat pun sering menimbulkan konflik/pertentangan social, kerja sama, kesetiakawanan antar individu dan golongan. Maka dari itu kita harus menjaga keutuhan bangsa Indonesia, saling menghargai antarsuku bangsa, agama, sosial, rasial, dll agar tidak terjadi konflik. Selain konflik masalah akibat multikultur juga diakibatkan oleh disentegrasi, disentegrasi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada keserasian atau keharmonisan pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Disentegrasi ini timbul akibat dari norma-norma yang tidak berlaku lagi di dalam masyarakat, sangsi yang tidak berjalan sesuai aturan, terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat, tindakan masyarakat tidak sesuai dengan norma yang berlaku, terjadinya proses sosial yang bersifat disosiatif, seperti pertentangan, kontroversi, persaingan, sehingga masyarakat menjadi kacau, kriminal ada dimana-mana membuat masyarakat resah akan itu semua.
Pada tahap yang lebih lanjut, pola kehidupan yang sperti ini akan menimbulkan gejala-gejala kehidupan sosial yang tidak normal, yang disebut masalah sosial. Masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat bisa berupa perilaku-perilaku masyarakat yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku (pelacuran, prostitusi, penggunaan obat-obat terlarang) atau pelanggaran hokum yang bersifat merusak ikatan social (kemiskinan, disorganisasi keluarga). Menurut Soerjono Soekanto, masalah social timbul karna tidak ada integrasi yang harmonis antara lembaga-lembaga kemasyarakatan atau akibat adanya individu-individu yang mengalami kesulitan menyusaikan diri dengan bermacam-macam hubungan sosial yang telah ada.
Dengan adanya masalah tersebut kita harus melakukan cara agar tidak terjadi penyimpangan sosial. Cara tersebut dapat dilakukan melalui integrasi sosial. Integrasi merupakan pengendalian konflik dan penyimpangan dalam suatu system sosial, dan menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beranekaragam. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai, norma-norma dan pranata sosial. Integrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui akulturasi,dan asimilasi. Selain integrasi, Reintegrasi bisa juga di lakukan untuk menyatukan masalah-masalah sosial. Reintegrasi merupakan proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.


Nara sumber : buku erlangga (sosiologi) jilid 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar