Nama : Resti
Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 2KA32
Tugas : Tulisan 2
CONTOH PERUSAHAAN BERKEMBANG
Operator
Telekomunikasi, Informasi, Media dan Edutaintment (TIME)
Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (“TELKOM”, ”Perseroan”,
“Perusahaan”, atau “Kami”) merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia
layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan
layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan
telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layangan telepon
seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara
langsung maupun melalui anak perusahaan.
Sebagai BUMN,
Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas yang menguasai
sebagian besar saham biasa Perusahaan sedangkan sisanya dimiliki oleh publik.
Saham Perusahaan diperdagangkan diBursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock
Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo Stock Exchange
(tanpa listing).
Untuk menjawab
tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam negeri maupun
di tingkat global, kami bertekad melakukan transformasi secara fundamental dan
menyeluruh di seluruh lini bisnis yang mencakup transformasi bisnis dan
portofolio, transformasi infrastruktur dan sistem, transformasi organisasi dan
sumber daya manusia serta transformasi budaya. Pelaksanaan transformasi ini
dilakukan dalam rangka mendukung upaya diversifikasi bisnis TELKOM dari
ketergantungan pada portofolio bisnis Legacy yang terkait dengan
telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed), layanan
telepon seluler (Mobile), dan Multimedia (FMM), menjadi portofolio TIME
(Telecommunication, Information, Media and Edutainment). Konsistensi kami dalam
berinovasi telah berhasil memposisikan Perusahaan sebagai salah satu perusahaan
yang berdaya saing tinggi dan unggul dalam bisnis New Wave.
Komitmen kami
untuk mendukung mobilitas dan konektivitas tanpa batas diyakini akan
meningkatkan kepercayaan pelanggan ritel maupun korporasi terhadap kualitas,
kecepatan, dan kehandalan layanan serta produk yang kami tawarkan. Hal itu
terbukti dengan kontinuitas peningkatan di sisi jumlah pelanggan kami, yakni
mencapai 120,5 juta pelanggan per 31 Desember 2010, atau meningkat sebesar
14,6%. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8,3 juta pelanggan merupakan pelanggan
telepon kabel tidak bergerak, 18,2 juta pelanggan telepon nirkabel tidak
bergerak, dan 94,0 juta pelanggan telepon seluler.
GO PUBLIC
Go public
sendiri artinya kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang di lakukan sama
perusahaan yang go public itu kepada masyarakat, yah,gampangan-nya gitu lah.
Nah, suatu perusahaan yang melakukan penawaran umum saham tadi itu, dapat
memperoleh manfaat-manfaat,kayak gini:
a. Memperoleh
dana murah untuk penambah modal, yang tentunya dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pengembangan usaha, membiayai berbagai rencana investasi hingga yang
memiliki resiko tinggi sekali-pun
b. Memberikan
likuiditas dan nilai pasar terhadap kekayaan perusahaan yang merupakan nilai
ekonomis dari jerih payah para pendirinya. jadi, perusahaan bisa memenuhi kewajiban
jangka pendeknya
c. Mengangkat
pandangan masyarakat umum terhadap perusahaan sehingga menjadi incaran para
profesional sebagai tempat bekerja. Apalagi sekarang perusahaan-perusahaan yang
menawarkan program ESOP ( Employee Stock Ownership Program ) yaitu suatu
program dalam bentuk pemberian kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham
persusahaan misalnya melalui bonus tahunan atau menjual saham perusahaan kepada
karyawannya, kebetulan bapak kerja di bank, jadi banyak dapat gambaran yang
absolut tentang ini.
d. Adanya rasa sense
of belonging, karena ada rasa ikut memiliki perusahaan
e. Keuntungan
yang dirasakan perusahaan itu sendiri pasti jadi menikmati secara cuma-cuma
promosi secara massa, terutama pastinya perusahaan yang saham-nya aktif diperdagangkan,
likuid dan pemilikan sahamnya tersebar luas serta kapitalisasi yang besar.
kira-kira gitu deh, agak-agak lupa juga.
Seingatku,
perusahaan gak hanya gitu aja langsung bisa menetapkan statusnya sebagai
perusahaan yang Go public, harus di setujui oleh Bapepam. Perusahaan yang
bermaksud menawarkan efeknya ke masyarakat melalui pasar modal itu, harus
nyiapin ini itu loh. Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek , yang
mesti disiapin :
1. Menajemen
perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui Go public pastinnya
2. Ntar ada
persetujuan dari RUPS sama orang-orang pemegang saham di perusahaan dan
perubahan anggaran dalam RUPS tadi. Setahu aku, dulu pernah baca majalah
bisnis, suatu perusahan yang Go public itu dalam penjualan saham perdananya ke
masyarakat, harga saham nya jauh berbeda sama yang pas penawaran perdana
sebelum Go public.
3. Emiten atau
perusahaan yang mau Go public tadi mesti nyiapin kelengkapan dokumen dibantu
sama profesi penunjang :
a. Penjamin emisi
(underwriter) yang menjamin dan membantu emiten dalam proses emisi
b. Profesi
penunjang ada; akuntan publik, notaris, konsultan hukum, perusahaan penilai
c. Lembaga
penujangnya; wali amanat, guarantor, biro administrasi efek, tempat penitipan
harta
4. Nyiapin
kelengkapan dokumen emisi tadi
5. Mengadakan kontrak pendahuluan
dengan bursa efek
6. Public Expose,
tau sendirilah kalo yang satu ini C:
7.
Penandatangan-an berbagai perjanjian-perjanjian emisi
8. Nah, khusus
penawaran obligasi atau efek lain yang bersifat hutang, harus dulu dapat
peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga peringkat efek, istilah harus duluan
gitu.
9. Menyampakaikan
pernyataan pendaftaran beserta dokumen-dokumennya kepada Bapepam.
Dari penjelasaan
yang diatas tadi, setelah Bapepam menerima pernyataan pendaftaraan emisi tadi,
Bapepam melakukan pemeriksaaan dan evaluasi terhadap kelengkapan dokumen yang
diwajibkan termasuk juga Surat pengantar pernyataan pendaftaran prospektus
lengkap, belum lagi dokuman lain yang ikut diwajibkan juga dan sangat wajib,
laporan keuangan, rencana jadwal emisi, rencana penggunaan dana, Legal Audit,
Legal opinion, perjanjian penjaminan emisi dan lain-lain
Dan berdasarkan
ketentuan yang berlaku, pihak Bapepam bakalan nanggepin permohonan emisi tadi
dalam tiga puluh hari kerja setelah penyerahan berkas permohonan tersebut
didaftarkan. pokoknya gitu yang di bahas di pengertian singkat Go public ini,
besok pas sudah nyampek Malang, di lanjutin lagi, semoga bermanfaat. Dan
artikel selanjutnya bakalan agak sedikit serius.
KERJASAMA
Kerjasama atau yang lebih dikenal dengan teamwork
merupakan salah satu core competency yang berlaku di hamper setiap
perusahaan. Dengan posisinya tersebut, dengan demikian teamwork harus
dipahami dan disadari oleh semua lapisan karyawan perusahaan tersebut sebagai
suatu keharusan. Sejauh mana etos kerjasama antar karyawan mampu meningkatkan
kinerja perusahaan, itulah yang menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab
bukan hanya oleh pihak manajeman melainkan seluruh lapisan karyawan.
Adalah tugas dan
tanggung jawab setiap individu di suatu perusahaan untuk mengimplementasikan
kerjasama kedalam suatu wujud nyata pelaksanaan kerja harian. Namun untuk
tercapainya hal ini perlu adanya komitmen bersama dan persamaan persepsi
tentang arti dan makna teamwork baik dikalangan karyawan maupun level
manajemen. Hal ini diperlukan agar terjalin kesamaan tujuan dalam pelaksanaanya
sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dikemudian hari.
Untuk
megembangkan pola dan budaya kerjasama dilingkungan perusahaan bukanlah hal
yang mudah. Hal ini perlu dilakukan dari unit terkecil dari perusahaan itu
sendiri, diikuti dengan unit-unit lebih besar sampai nanti tercapai suatu pola
yang membudaya secara global di lingkungan perusahaan itu sendiri sehingga
diharapkan nantinya pola kerjasama tersebut benar-benar menjadi budaya yang
tidak terkesan dipaksakan dan adanya kerelaan dari setiap unit untuk
melaksanakannya. Adapun yang dimaksud dengan unit terkecil adalah karyawan
sebagai individu di perusahaan.
Banyak cara yang
bisa dilakukan dalam upaya mengembangkan budaya kerjasama dalam lingkungan
kerja, diantaranya adalah seperti tertera dalam pembahasan berikut ini.
- Perlu ditanamkan sikap saling membutuhkan dikalangan karyawan.
Sikap saling
membutuhkan di lingkungan karyawan bisa menjadi pemicu berkembangnya budaya
kerjasama / teamwork. Hal ini jelas sekali karena dengan adanya sikap
saling membutuhkan maka akan terjadi saling ketergantungan diantara para
karyawan sehingga pola kerjasama akan mudah untuk diterapkan. Hambatan yang
bisa terjadi dalam hal ini adalah bahwa biasanya ada perasaan ego dari masing
masing karyawan sehingga menghambat proses terjadinya pola kerjasama. Ego
tersebut diantaranya adalah perasaan lebih senior, lebih tua atau ada beberapa
bagian / unit kerja yang merasa lebih penting dari unit kerja yang lainnya.
Untuk mengatasinya diperlukan usaha dari pihak manajemen untuk
mensosialisasikan pentingnya sikap saling membutuhkan dan perlunya penekanan
dari profesionalisme dalam kerja. Bila semangat sikap saling membutuhkan
diantara para karyawan ini terwujud, maka kita telah memenuhi syarat awal
terciptanya budaya dan pola kerjasama dalam perusahaan.
- Penilaian berdasarkan hasil yang dicapai oleh team.
Sistem penilaian
karyawan yang selama ini berkembang masih menekankan kepada kualitas karyawan
sebagai individu. Kinerja karyawan akan dinilai baik bila target kerja
individunya berhasil. Hal ini kurang sesuai bila kita hendak menerapkan sikap
kerjasama di lingkungan perusahaan. Untuk itu perlu adanya sedikit perubahan
bahwa penilaian hasil kerja karyawan juga perlu dipengaruhi sejauh mana
keberhasilan team dari karyawan tersebut dalam mencapai target-target yag telah
ditetapkan. Dengan penekanan pada hal tersebut maka diharapkan adanya kerjasama
dari semua anggota team untuk bekerja lebih baik, tidak hanya untuk dirinya
sendiri melainkan juga untuk teamnya. Dengan demikian akan tercipta tanggung
jawab dari semua anggota team untuk lebih bersatu dalam mewujudkan target-target
kerja yang telah ditetpakan sebelumnya. Hal ini secara langsung akan berakibat
pada peningkatan kinerja dan hasil yang akan dicapai oleh perusahaan.
- Pengembangan teamwork oleh manajemen.
Manajemen dalam
hal ini pihak Human Resources Department (HRD) harus jeli dalam
mneyiasati berkembangnya budaya kerjasama. Perlu dilakukan usaha-usaha yang
intensif sehingga hasil yang diharapkan akan dapat terwujud dan bukan hanya
menjadi impian. Usaha-usaha yang perlu dilakukan diantaranya adalah:
- Sosialisasi
tentang pentingnya teamwork dalam meningkatkan kinerja perusahaan,
- Training
atau seminar secara berkala dan berkelanjutan tentang semangat teamwork yang
ditujukan kesemua level karyawan (bukan hanya level tertentu),
- Reward
program, adanya
penghargaan secara berkala (tahunan atau semesteran) untuk memilih ‘The
Dreaming Team’ dari seluruh unit kerja dalam perusahaan. Penilaian
didasarkan pada sejauh mana team pemenang dapat mencapai target kerja team,
bagaimana sebuah team dapat meningkatkan efektifitas kerja semua anggotanya,
bagaimana sebuah team dapat menyelesaikan masalah internal yang ada dalam
teamnya serta sejauh mana hasil kerja team tersebut dapat membantu lancaranya
kinerja dari team lain yang terpaut dengannya. Adapun reward yang diberikan
dapat berupa promosi, kenaikan gaji ataupun training berskala internasional
yang lebih diarahkan pada pengembangan pribadi karyawan.
- Gabungan pelatihan teamwork antara beberapa kelompok dari direktorat yang berbeda.
Program pelatihan
kepemimpinan harus diadakan lebih intensif yang melibatkan seluruh lapisan
karyawan. Namun demikian harus diusahakan nuansa baru dalam pelaksanaannya,
misalnya adanya penggabungan dari beberapa direktorat yang berbeda terutama
untuk unit-unit yang terkait secara langsung dalam hubungan kerja. Kita
mengenal adanya istilah ‘Tak Kenal Maka Tak Sayang’, dan hal ini sangat
sesaui dengan iklim kerja di perusahaan-perusahaan besar seperti ini.
Kebanyakan dari kita selama ini berkomunikasi dengan rekan kerja di unit yang
lain melalui e-mail atau telepon. Tak jarang dari kita bahkan tidak mengenal
siapa rekan yang kita ajak bicara atau atau kepada siapa sebenarnya kita telah
menulis e-mail. Hal ini akan mengurangi ikatan yang seharusnya terjalin antar
karyawan. Dengan dipertemukuannya langsung dalam suatu kegiatan diluar kerja,
diharapkan akan terjalin hubungan yang lebih erat antar sesama karyawan
sehingga produktifitas kerja akan semakin meningkat.
- Pembudayaan salam di lingkungan kerja.
Untuk menciptakan
iklim kejasama antar sesama karyawan harus dimulai dari perlunya sikap saling
menghargai dari setiap individu di perusahaan tersebut. Selain cara-cara yang
telah disebutkan diatas, ada cara sederhana untuk memulai suasana saling
menghargai antar sesame karyawan yaitu dengan pembudayaan salam dilingkungan
kerja. Setiap hari kita bertemu orang-orang dalam lingkungan kerja kita,
dimulai dari pintu gerbang, pintu masuk gedung, lift bahkan diruangan kerja
kita. Dengan mengucapkan salam seperti Assalamu’alaikum, selamat pagi, selamat
siang, selamat sore dan malam maka akan tercipta suasana kekeluargaan yang
lebih kental. Hal ini uatamanya akan mendorong agar sesama karyawan akan saling
mengenal satu sama lainnya. Tidak akan ada arogansi yang dapat memecah belah
semangat kekeluargaan dilingkungan perusahaan. Dengan demikian, kerjasama antar
karyawan dilingkuknag perusahaan akan menjadi hal yang sangat mudah
diimplementasikan dalam usaha untuk meningkatkan produktifitas dan hasil kerja
perusahaan pada umumnya dan individu pada khususnya.
Demikian kelima
hal diatas, seandainya dilaksanakan maka akan dapat mempermudah jalan dalam
mewujudkan kerjasama antar sesama karyawan dilingkungan perusahaan. Beberapa
harapan yang mungkin dapat terwujud dengan terciptanya iklim kerjasama antar
sesama karyawan didalam perusahaan diantaranya adalah :
- Penyelesaian yang cepat terhadap suatu permasalahan yang timbul dalam kegiatan kerja.
- Timbulnya ide-ide baru yang berasal dari kreatifitas individu maupun team yang dapat menjawab tantangan-tantangan menghadapi kompetisi yang semakin ketat dalam dunia telekomunikasi akhir-akhir ini.
- Meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan pada umumnya dan individu karyawan pada khususnya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar