Selasa, 30 November 2010

gunung bromo

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA31

Status Gunung Bromo menjadi Awas

Gunung Bromo terakhir meletus tahun 2004 menewaskan dua orang
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan status Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, berubah dari Siaga menjadi Awas sejak hari Selasa (23/11) pukul 16.30 WIB.

Dalam situs internetnya, PVMBG menyatakan perubahan status ini disebabkan oleh meningkatnya gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal di gunung yang tingginya 2329 meter dari permukaan laut.

Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Agus Budianto menjelaskan, "Sejak awal November gempa vulkanik meningkat. Tangal 20 November mencatat erupsi freatik setelah itu getaran tremornya dekat kawah, amplitudonya dari 2-3 milimeter naik menjadi 30 milimeter. Potensi terjadinya kemungkinan erupsi adalah besar."
Menurut Agus, dengan status awas Gunung Bromo ini, "Artinya dalam dalam kawasan tertentu tidak boleh ada aktivitas masyarakat karena dikhawatirkan potensi ancaman dari letusan itu sendiri."
"Sekarang untuk status awas, potensi erupsi lebih besar dibandingkan tanggal 20 November semakin tinggi, dan dikhawatirkan jika ada aktivitas masyarakat di radius 2,5 sampai 3 kilometer, berpotensi terkena ancaman jika terjadi erupsi," kata Agus Budianto.

Menurut PVMBG, status kegiatan Gunung Bromo akan dinaikkan atau diturunkan jika terjadi peningkatan atau penurunan aktivitas yang dipantau dari Pos Pengamatan Gunung Bromo.

Diharap tenang

PVMBG menyatakan "masyarakat di sekitar Gunung Bromo diharap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Bromo."
Selanjutnya dikatakan, "guna mengurangi resiko bencana erupsi Gunung Bromo, masyarakat dan pengujung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan mendekati dalam radius 3 km dari kawah aktif".
Masyarakat di sekitar Gunung Bromo diharap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Bromo
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
"Area kaldera lautan pasir dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktivitas masyarakat dan wisata," demikian PVMBG.
Mengenai potensi bahaya dari Gunung Bromo, PVMBG menyebutkan aktivitas letusan Gunung Bromo tahun 2004 berlangsung singkat dengan karakter letusan freatik dan ciri-ciri awal yang kurang jelas.
Disebutkan pula, "hembusan asap berwarna putih tipis tekanan lemah, tinggi 100-150 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara."
Dalam letusan tahun 2004, dua orang tewas, satu diantaranya adalah wisatawan asing dan lima lainnya menderita luka-luka.
Gunung Bromo merupakan tujuan wisata populer di Jawa Timur. Sebagian wisatawan bermalam di daerah puncak kawasan Bromo.

Pendapat Saya :

Penduduk sekitar Lereng gunung bromo di harapkan lebih waspada karena status gunung bromo sekarang ini menjadi awas, dan di harapkan para penduduk menjauhi pada radius yang di tentukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi agar tidak terkena dampak erupsi. Selain itu sebelum bencana ini lebih luas maka di harapkan pemerintah member penyuluhan terhadap penduduk sekitar.

Solusi :

1. Memberi Masker kepada Masyarakat sekitar
2. Adanya alat pemantau yang bekerja secara maxsimal
3. Menghindari isu-isu yang membuat resah masyarakat.
4. Selalu berdoa kepada yang kuasa agar tidak terjadi apa-apa
5. Tanggap akan terjadinya bencana

referensi :
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2010/11/101123_bromoalert.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar