MASALAH, MAKNA, PENGERTIAN DAN CONTOH DARI PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran
yaitu suatu proses berfikir dimana didalam proses berfikir tersebut sangat
bertolak berlakang dari pengamatan indera yang dapat menghasilkan suatu konsep
dan pengertian. Didalam suatu penalaran dikenal juga menalar yaitu dimana
terbentuknya suatu proposisi – proposisi atau semacam gagasan, ide yang sejenis
berdasarkan jumlah proposisi yang dianggap benar, beberapa orang menyimpulkan
bahwa sebuah proposisi atau gagasan yang baru sebelumnya tidak diketahui.
Menurut tim balai
pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran
atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan
sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau
mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
4. Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu
:
a. dilakukan dengan sadar
b. didasarkan oleh sesuatu yg sudah d
ketahui
c. sistematis
d. terarah dan bertujuan
e. menghasilkan kesimpulan yang dapat
berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
f. sadar tujuan
g. premis berupa pengalaman, pengetahuan,
ataupun teori yang di dapatkan
h. pola pemikiran tertentu
i. sifat empiris nasional
Salah
nalar ada dua macam:
1.
Salah
nalar induktif, berupa :
a) kesalahan karena generalisasi yang
terlalu luas,
b) kesalahan penilaian hubungan
sebab-akibat,
c) kesalahan analogi.
2.
Kesalahan
deduktif dapat disebabkan :
a) kesalahan karena premis mayor tidak
dibatasi;
b) kesalahan karena adanya term keempat;
c) kesalahan karena kesimpulan terlalu
luas/tidak dibatasi; dan
d) kesalahan karena adanya 2 premis
negatif.
Fakta
atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian
dan contoh salah nalar :
1. Gagasan,
2. pikiran,
3. kepercayaan,
4. simpulan
yang salah, keliru, atau cacat.
Di
dalam penalaran terdapat metode yaitu metode deduktif. Dimana pengertiannya
sebagai berikut :
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia
konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Didalam
suatu penalaran deduktif dapat kita ketahui yaitu metode ini diawali dari suatu
pembentukan teori, hipotesa, definisi operasional, instrument dan
operasionalisasi. Dimana dengan kata lain, untuk kita dapat memahami suatu
gejala atau peristiwa terlebih dahulu kita harus mengetahui konsep dan teori
tentang gejala atau peristiwa tersebut dan selanjutnya kita lakukan penelitian
di lapangan. Dengan demikian konsep dan teori merupakan salah satu kata kunci
untuk memahami suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.
Contoh
penalaran deduktif :
Masyarakat Indonesia konsumtif
(umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan
kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup
konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam-macam dari penalaran deduktif adalah
1. Silogisme
Silogisme
adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi
(pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang
merupakan proposisi ketiga.
a.
Silogisme
Kategorial
Argumen
deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya
tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term
yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Tiap
term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, misalnya :
a)
Semua
buruh adalah manusia pekerja
b)
Semua
tukang batu adalah buruh
c)
Jadi,
semua tukang batu adalah manusia pekerja.
b.
Silogisme
Hipotetis
Silogisme
hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif
yang mengandung hipotese. Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat
hipotetis.
Rumus proposisi mayor dari silogisme:
Rumus proposisi mayor dari silogisme:
Jika
P, maka Q
Contoh:
*
Premis
Mayor : Jika tidak turun hujan, maka panen
akan gagal
*
Premis
Minor : Hujan tidak turun
*
Konklusi : Sebab itu panen akan gagal.
Atau
*
Premis
Mayor : Jika tidak turun hujan, maka panen
akan gagal
*
Premis
Minor : Hujan turun
*
Konklusi : Sebab itu panen tidak gagal.
*
Pada
contoh premis mayor mengandung dua pernyataan kategorial, yaitu hujan tidak
turun dan panen akan gagal. Bagian pertama disebut antiseden, sedangkan bagian
kedua disebut akibat.
*
Terdapat
asumsi : kebenaran antiseden akan
mempengaruhi kebenaran akibat.
c.
Silogisme
Alternatif
Silogisme
alternatif atau silogisme disjungtif :
-
Proporsi
mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung
kemungkinan atau pilihan.
- Proposisi
minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu
alternatifnya.
-
Konklusi
tergantung dari premis minornya
Contoh:
*
Premis
Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
*
Premis
Minor: Ayah ada di kantor
*
Konklusi:
Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
Atau
*
Premis
Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
*
Premis
Minor: Ayah ada di kantor
*
Konklusi:
Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
2. Entinem
Adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Entinem
berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja
enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’. Silogisme muncul hanya
dengan dua proposisi.
Contoh
penalaran deduktif 1 :
Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan
gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Contoh
penalaran deduktif 2 :
*
semua
hewan punya mata
*
anjing
termasuk hewan
*
anjing
punya mata
daftar
pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar