Minggu, 24 Oktober 2010

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan 10

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA 31
Mata Kuliah : soft skill

Pembangunan Ekonomi Sebagai Masalah Budaya

Oleh: JUWONO SUDARSONO

Kebudayaan mencakup masalah pertautan etika kerja, nilai-nilai kerja sama, dan nilai-nilai yang berkait dengan kesukuan, keagamaan, dan kedaerahan. Kebudayaan memberi makna hidup, termasuk perubahan-perubahan akibat dahsyatnya kekuatan ekonomi dan teknologi dari negara-negara maju.

GUNA membahas kaitan kebudayaan dan pembangunan ekonomi, para ahli mengkaji “budaya nasional” sebagai bagian proses pembinaan identitas bangsa (“aku orang Indonesia”). Budaya daerah menjadi “acuan perantara” antara “budaya nasional” dan “budaya wilayah” (“aku orang Sumatera, aku orang Sulawesi, dan sebagainya”). Budaya “ikatan primordial” melekat pada suku, agama, dan lingkaran di seluruh Tanah Air (“aku orang Aceh, aku orang Sangir, aku orang Bangka, aku orang Ambon”, dan sebagainya). Salah satu pengamatan penting Soedjatmoko adalah bagaimana “mempertemukan” budaya Barat dengan budaya-budaya Indonesia sehingga terjadi “pembebasan budaya daerah dari kungkungan tradisi”.

Kebudayaan sebagai kerangka acuan pembangunan ekonomi menjadi tema dasar sejumlah karya besar dalam ilmu sejarah, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu administrasi negara, bahkan ilmu ekonomi itu sendiri sejak 1950-an. Gunnar Myrdal dari Swedia, 1960-an, membandingkan kinerja “negara keras” dan “negara lembek” guna menggambarkan perlunya “negara kuat” mendobrak “mental lembek” pegawai negeri, yang dinilainya menghambat pembangunan nasional. Ahli sosiologi Selo Soemardjan dan ahli antropologi Koentjaraningrat, 1970-an, mengajukan pemikiran pentingnya “sikap mental” dalam pembangunan nasional. Denis Goulet menegaskan pentingnya “pilihan kejam” yang harus ditempuh pimpinan nasional di negara sedang berkembang jika ingin mendatangkan kemakmuran ekonomi. Belakangan (1993), Samuel Huntington menghimpun tulisan sejumlah pakar mancanegara dari berbagai benua dalam Culture Matters (Kebudayaan Itu Penting).

Indonesia hingga kini masih ramai memperdebatkan hubungan timbal balik antara kebudayaan dan pembangunan ekonomi. Perdebatan itu dibahas di kalangan pujangga Indonesia tahun 1930-an dan 1940. Tokoh budaya “pro-Barat”, seperti Armyn Pane, berpolemik dengan tokoh yang memberat pada tradisi, seperti Ali Boediardjo. Perdebatan menarik itu lalu diwacanakan sebagai “kaum keroncongis” dengan “kaum gamelanis”. Pada 1960-an hingga 1970-an, berlanjut menjadi perdebatan musik Indonesia yang merangkul musik Barat dengan mereka yang berpegang pada musik daerah dan suku. Soedjatmoko meramu perdebatan itu melalui rumusan, tiap bangsa dan tiap daerah harus menentukan sendiri seberapa cepat ia ingin merangkul nilai-nilai “modernisasi” dan seberapa banyak ingin mempertahankan nilai-nilai yang penting untuk kelestarian jati dirinya.

APA sebab kebudayaan penting bagi kemajuan ekonomi? Sejarah membuktikan, letak geopolitik yang strategis tidak menjamin sebuah bangsa memanfaatkan letak itu dengan sebaik-baiknya. Sumber daya alam yang beragam dan memasar tak menjamin keberhasilan pembangunan ekonomi. Bahkan sumber daya alam yang beragam kerap dianggap “kutukan budaya” karena membuat bangsa yang bersangkutan berkurang daya juang.

Mengapa bangsa-bangsa yang letak geopolitiknya kurang strategis dan miskin sumber daya alam (Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura) bisa memajukan dirinya di bidang ekonomi? Jawabnya adalah pada budaya bangsa secara keseluruhan, termasuk disiplin kerja dan ketetapan hati pemimpinnya. Mereka melihat seluruh pelosok dunia
sebagai lahan kerja pencari nafkah. Mereka menggunakan budaya disiplin nasional untuk melakukan “lompatan katak” keluar dari wilayahnya sendiri. Mereka berhasil mengejar “selisih-selisih keunggulan” yang terbuka dalam tantangan perjuangan.
Wajar bila timbul pertanyaan mengapa negara kaya sumber daya alam dan mineral, seperti Brasil dan Indonesia, selalu disebut sebagai bangsa yang “penuh janji” dan “potensial”, tetapi belum mencapai hasil yang diharapkan. Pada tingkat perorangan, kelompok, maupun nasional, agaknya tantangan bagi kedua negara itu untuk memperkuat “budaya pialang” yang memadukan kemauan diri budaya dengan kinerja ekonomi. Pada tingkat nasional, para pemimpin politik kedua bangsa selama berpuluh tahun agaknya hanya “penuh dengan janji” dan lebih banyak “sial” daripada “poten”nya.

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan 9

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA 31
Mata Kuliah : soft skill

Perkembangan Penduduk Dunia

Pada awal Masehi, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 200 juta jiwa. Pada tahun 1650 jumlahnya meningkat menjadi 550 juta jiwa. Dilihat dari laporan PBB, jumlah penduduk dunia sampai akhir 2002 telah mencapai 6.2 miliar jiwa. Dari jumlah tersebut penduduk di negar-negar berkenbang menjadi berjumlah ± 5 miliar jiwa. Untuk mengetahui persebaran penduduk per benua dapat dilihat data dibawah ini ;

Wilayah Jumlah (juta) Pertumbuhan

1 Afrika 840 2.4
2 Amerika Utara 319 0.6
3 Amerika Latin 531 1.7
4 Asia 3766 1.3
5 Eropa 728 0.1
6 Oseania 32 1.0

Sumber : world population Data Sheet, UN publication , 2002


Perkembangan secara umum penduduk dunia semakin besar dan diprediksikan pada suatu masa akan terjadi peledakan penduduk dunia karena banyaknya bayi yang lahir (baby boom). Kekhawatiran ini sudah mulai dipikirkan oleh para pemikir waktu diantaranya: Thomas Robert Malthus, Meadow, Warren Thompson dan Frank.

Pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut:

1. Kematian (Mortalitas)

Ada dua jenis tingkat kematian yaitu tingkat kematian kasar (CDR) dan khusus (ASDR). Keduanya dapat dilihat secara lengkap di blog saya yang lainnya, klik DISINI (CDR)

2. Kelahiran (Fertilitas)
Meskipun hampir sama dengan perhitungan CDR ataupun ASDR, selengkapnya ada pada postingan terpisah di blog saya yang lainnya, klik DISINI (Fertilitas), dan DISINI (CDR dan ASDR)

3. Migrasi

Definisi selengkapnya silakan klik pada posting blog saya yang lain DISINI.

Perkembangan dan Perubahan Budaya

Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat.

Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan sega norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas., didalamnya termasuk, agama, ideology, kebatinan, kenesenian dan semua unusr yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia. Yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjtunya cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat.

Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan ari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.Atas dadar itulah para ahli mengemukakan adanya unsure kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :

1. unsur religi
2. sistem kemasyarakatan
3. sistem peralatan
4. sistem mata pencaharian hidup
5. sistem bahasa
6. sistem pengetahuan
7. seni

Bertitik tilah dari sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :

1. wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya aa dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup
2. kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3. kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia

referensi : wordpress.com

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan 8

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA 31
Mata Kuliah : soft skill

Masyarakat , penduduk dan kebudayaan Suku Gayo

Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Aceh. Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih.

Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara.

Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.
Bahasa

Bahasa Gayo digunakan dalam percakapaan sehari-hari. Penggunaan bahasa Gayo dibedakan atas beberapa dialek, seperti dialek Gayo Lut yang terbagi lagi menjadi sub-dialek Lut dan Deret di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, dialek Blang Di Kabupaten Gayo Lues, Kalul di Kabupaten Aceh Tamiang, dan Lokop di Serbe Jadi Kabupaten Aceh Timur.

Mata pencaharian

Mata pencaharian utama adalah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kerajinan lain yang cukup mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas.

Seni Budaya

Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian Seperti: Tari bines, Tari Guel, Tari munalu,sebuku(pepongoten),guru didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat), yang juga tidak terlupakan dari masa ke masa, Karena Orang Gayo kaya akan seni budaya.
Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (mutentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan 7

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA 31
Mata Kuliah : soft skill

Masyarakat , penduduk dan kebudayaan Suku Betawi


Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa.

Istilah Betawi

Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu nama kuno Jakarta yang diberikan oleh Belanda..
Suku Betawi

Antropolog Universitas Indonesia lainnya, Prof Dr Parsudi Suparlan menyatakan, kesadaran sebagai orang Betawi pada awal pembentukan kelompok etnis itu juga belum mengakar. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.

Ada juga yang berpendapat bahwa orang Betawi tidak hanya mencakup masyarakat campuran dalam benteng Batavia yang dibangun oleh Belanda tapi juga mencakup penduduk di luar benteng tersebut yang disebut masyarakat proto Betawi. Penduduk lokal di luar benteng Batavia tersebut sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.
Seni dan kebudayaan

Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis.

Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.

Bahasa

Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.

Kepercayaan

Sebagian besar Orang Betawi menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katolik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.

Perilaku dan sifat

Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb, dan Fauzi Bowo yang menjadi Gubernur Jakarta saat ini .
Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun kadang-kadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. Orang Betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama Islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat Betawi sangat menghargai pluralisme. Hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat Betawi dan pendatang dari luar Jakarta.
Orang Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.


referensi : wikipedia.com

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan 6

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA 31
Mata Kuliah : soft skill

Penduduk yang berhubungan dengan Dinamika serta Unsur-Unsurnya

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
a. Kelahiran (natalitas)
b. Kematian (mortalitas)
c. Migrasi (perpindahan)

Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran dan kematian.

Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
1. Kawin usia muda
2. Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
3. Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
4. Anak merupakan penentu status sosial
5. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

b. Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :
1. Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
2. Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
3. Semakin banyak wanita karir

c. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate /CBR) adalah jumlah kelahiran hidup dari tiap 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah :

cbr =B/P x K
CBR = ANGKA KELAHIRAN KASAR
B = JUMLAH KELAHIRAN HIDUP
P = JUMLAH PENDUDUK
K = KONSTANTA

Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :
1. angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
2. angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
3. angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk

Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut :
a. Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan

b. Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
1. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
5. Kemajuan di bidang kedokteran.

c. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah jumlah kematian setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah :
CDR =D/P x K

D = JUMLAH KEMATIAN
P = JUMLAH PENDUDUK
K = KONSTANTA

Hal ini berarti setiap 1000 orang, penduduk yang meninggal rata-rata 15 orang dalam setahun.
Penggolongan angka kelahiran kasar :
1. angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
2. angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
3. angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

Referensi : edukasi.net

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan 5

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA 31
Mata Kuliah : soft skill

Keterkaitan penduduk, masyarakat dan kebudayaan

Penduduk, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lainnya. Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.

Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu.

Oleh karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia ( masyarakat ) tersebut. Kebudayaan tersebut juga sebagai cirri mayarakat tersebut sehinnga masyarakat tersebut dapat di kenal di berbagai lapisan masyarakat serta sebagai cirri suatu wilayah atau Negara . kebudayaan dalam mayarakat bias di gunakan sebagai mata pencaharian suatu masyarakat tesebut , yang akan menjadi nilai jual terhadap suatu karya tersebut

Tanpa adanya keterkaitan tersebut maka suatu wilayah akan punah sehingga tidak ada kehidupan , tapi jika hanya ada penduduk dan masyarakat yang tidak mempunyai peraturan maka akan terjadi kekacauan dimana-mana sehingga menyebabkan disentegrasi dimana- mana yang dapat meresahkan seluruh penduduk dan masyarakat

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan 4

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA 31
Mata Kuliah : soft skill


Masyarakat dengan mata pencaharian


Mata pencaharian tidak akan terlepas dengan tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai sumber pendapatan. Terjadinya gangguan akibat faktor perubahan iklim terhadap mata pencaharian tentunya akan dapat mengurangi kesejahteraan mereka. Namun yang menjadi permasalahan adalah seberapa besar kita dapat bertahan dan pulih kembali.

Negara berkembang yang mayoritas memanfaatkan sumber daya alam sebagai mata pencaharian masyarakatnya akan terkena dampak langsung akibat perubahan iklim, dibandingkan negara maju yang mempunyai kemapanan ekonomi,teknologi, pengetahuan dan keahlian.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa secara umum negara berkembang sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya sangat bergantung terhadap sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya yang dalam hal ini yaitu ekosistem. Semakin tinggi tingkat kebutuhan masyarakat akan senantiasa diiringi dengan eksploitasi ekosistem yang lebih besar yang tidak sebanding dengan daya pulih ekosistem itu sendiri. Terganggunya ekosistem juga akan berdampak sebaliknya terhadap mata pencaharian masyarakat dengan tidak tercukupinya kebutuhan yang mereka targetkan.

Pemecahan permasalahan yang dapat dilakukan


Terdapat mekanisme adaptasi dalam perubahan iklim, yaitu strategi pengurangan resiko untuk memperbaiki kerugian akibat dampak perubahan iklim terhadap manusia dan komunitas ekologi (biodiversitas). Dalam adaptasi itu sendiri kita mengenal istilah adaptive capacity atau bisa disebut sebagai kemampuan kita dalam beradaptasi. Adaptive capacity terdiri lagi atas coping range dan resilience range.

Oleh karena kunci dalam meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi terhadap biodiversitas dan mata pencaharian masyarakat adalah dengan meningkatkan coping range dan meminimalisir faktor yang dapat mengurangi resilience range. Konteksnya dalam biodiversitas adalah dengan menjaga kelestarian ekosistem tersebut dan mengurangi dampak-dampak yang dapat mengurangi ketahanan ekosistem tersebut seperti terjadinya pemanfaatan berlebih dan cara penangkapan yang merusak. Sedangkan terhadap mata pencaharian masyarakat yaitu peningkatan pengetahuan, keahlian dan juga peningkatan teknologi sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap pemanfaatan ekosistem. Melalui strategi adaptasi tersebut tentunya diharapkan adaptive capacitynya akan bertambah besar (YG).

Sumber :
http://ataplaut.wordpress.com/ dan http://google.com

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan 2

Keterkaitan penduduk dengan arus Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi

1. Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak perempuan cantik dan laki-laki ganteng
5. Pengaruh buruk sinetron Indonesia
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas

B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi

1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

C. Masalah yang Timbul Dari Arus Urbanisasi

1. Munculnya daerah kumuh di kota besar
2. Tidak tercukupnya lapangan kerja
3. Tingkat pengangguran terjadi dimana-mana
Untuk mengatasi permasalahan urbanisasi yang dari tahun ke tahun terjadi, diperlukan berbagai upaya untuk menekan hal tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi dampak urbanisasi yang akan timbul di kemudian hari.
Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai solusi masalah urbanisasi diantaranya melalui peningkatan aspek pendidikan, aspek aksesibilitas, serta pengembangan aspek potensi desa.

1. upaya peningkatan aspek pendidikan di desa dapat dilakukan dengan menggalakkan pendidikan menengah yang bersifat kejuruan. Pendidikan menengah yang bersifat kejuruan tentunya akan sangat membantu mengembangkan bakat peserta didik yang sifatnya praktis sesuai dengan peminatan yang diinginkan. Selain itu, pengingkatan aspek ini dapat juga digunakan untuk mendorong munculnya jiwa kewirausahaan sehingga bisa menyediakan lapangan pekerjaan di desanya. Tentunya dengan adanya lapangan pekerjaan di desa akan mengurangi laju urbanisasi yang terjadi.

2. aspek aksesibilitas (dalam hal transportasi) di desa merupakan faktor penting untuk menunjang aktivitas ekonomi, walau pada faktanya masih banyak desa di negara kita yang masih memiliki aksesibilitas yang buruk. Padahal aksesibilitas tersebut berfungsi sebagai jalur penghubung terjadinya aliran barang dan jasa (aktivitas ekonomi). Melalui peningkatan aksesibilitas di desa seperti pembangunan jalan dan jembatan serta sarana telekomunikasi, pemberdayaan potensi sumber daya yang terdapat di desa dapat dikembangkan secara optimal. Adanya kemudahan akses tersebut juga bisa menjadi faktor penarik bagi pihak pemerintah dan swasta untuk bermitra dan mengembangkan aspek unggulan desa yang bersangkutan.

3. pemberdayaan potensi utama desa dapat dilakukan untuk menekan urbanisasi. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi desa dapat dilakukan sesuai dengan sumber daya yang ada seperti potensi agribisnis maupun aspek pariwisatanya. Potensi agribisnis di desa dapat dilakukan dengan pengembangan dan pemasaran yang lebih ‘menjual’ sehingga potensi tersebut dapat terberdayakan. Dengan sendirinya lapangan pekerjaan akan tersedia sehingga dapat mengurangi laju urbanisasi yang terjadi. Demikian pula dengan aspek pariwisata yang mampu menambah lapangan pekerjaan di desa.
Pada akhirnya, berbagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi urbanisasi memerlukan kerja sama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah dan penduduknya. Tanpa adanya sinergisitas dalam melaksanakan upaya penekanan urbanisasi, maka urbanisasi akan terus terjadi.


referensi http://id.wikipedia.org/,http://google.com/

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan 3

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA 31
Mata Kuliah : soft skill


Artikel Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan 3

Permasalahan yang didapat dari penduduk, masyarakat dan kebudayaan

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.

Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Banyaknya jumlah penduduk Indonesia sebenarnya dapat menjadi modal utama bagi tenaga kerja pembangunan . akan tetapi, permasalahan yang muncul adalah tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Pengangguran ini merupakan akibat dari kualitas sumber daya manusia yang rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia mengakibatkan kalah bersaing dengan Negara lain. Selain itu, banyaknya pengangguran di Indonesia terjadi karena keterbatasan lapngan pekerjaan .

Adapun masalah kependudukan yang terjadi di Indonesia secara umum dpat di kemukakan sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk yang sangat besar
2. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
3. Angka kematian bayi yang tinggi
4. Persebaran penduduk yang tidak merata
5. Struktur usia muda cukup tinggi
6. Angka ketergantungan tinggi
7. Nilai sex ratio lebih dari 100
8. Angka harapan hidup rendah
9. Arus migrasi des-kota cukup besar
referensi http://id.wikipedia.org/,http://google.com/ dan buku geogarafi (grafindo)

Artikel masyarakat, penduduk , dan kebudayaan

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1KA 31
Mata Kuliah : soft skill
Artikel Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan


1. Pengertian Penduduk


Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
Pertama orang yang tinggal di daerah tersebut. Dan kedua orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
A. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.

Piramida penduduk

Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam negara atau wilayah tertentu dapat digambarkan dengan suatu piramida penduduk. Grafik ini berbentuk segitiga, dimana jumlah penduduk pada sumbu X, sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan di bagian kanan.

Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Negara atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya hidup hingga usia tua.

Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan usia harapan hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta (lebar di tengah), yang menggambarkan tingginya angka kematian bayi dan tingginya risiko kematian.

Perbandingan penduduk menurut jenis kelamin di formulasikan dalam hitungan sex ratio
Jumlah penduduk laki-laki
Sex ratio = jumlah penduduk perempuan x 100

Perbandingan penduduk berdasrkan kelompok usia di formulasikan dalam hitungan ketergantungan (dependenci ratio)
Jumlah penduduk usia nonproduktif
Depedenci ratio = jumlah penduduk usia produktif x 100


B. Pengendalian jumlah penduduk
Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.

C. Penurunan jumlah penduduk
Berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada sebuah daerah.
Hal ini disebabkan oleh perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi besar-besaran.
Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali oleh gabungan faktor-faktor tersebut. Di masa lampau penurunan jumlah penduduk disebabkan terutama sekali oleh penyakit.

D. Transfer penduduk
Transfer penduduk adalah istilah untuk kebijakan negara yang mewajibkan perpindahan sekelompok penduduk pindah dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama.

E. Ledakan penduduk
Buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan.

Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):
1. Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)
2. India (1.103.600.000 jiwa)
3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)
4. Indonesia (241.973.879 jiwa)
5. Brasil (186.112.794 jiwa)
6. Pakistan (162.419.946 jiwa)
7. Bangladesh (144.319.628 jiwa)
8. Rusia (143.420.309 jiwa)
9. Nigeria (128.771.988 jiwa)
10. Jepang (127.417.244 jiwa)

2. Pengertian Kebudayaan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.


3. Pengertian masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian.
Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.

Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.

Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial.
Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.


referensi http://id.wikipedia.org/ ,, http://google.com/ dan buku geografi “grafindo” dan
http:// wordpress.com/
gambar diambil dari http://google.com/

Selasa, 12 Oktober 2010

artikel ISD "struktur sosial"

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1 KA 31
Mata kuliah : Ilmu Sosial Dasar

Struktur Sosial di Dalam Masyarakat

A. Struktur sosial

Membicarakan struktur social tidak bisa ilepaskan dari kenyataan bahwa kehidupan social membentuk sutu system yang saling berkaitan. Oleh karna itu istilah struktur social sering sekali dipergunakan secara bergantian dengan istilah system social. System social adalah suatu system yang terdiri atas elemen- elemen social . elemen social ini berupa tndakan social yang dilakukan individu berinterakasi satu sama lainnya.
Suatu struktur social mencakup sutu susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan social, di tambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interksi antarstatus dan peran social. Menurut George simmel (1950:10) mengatakan bahwa struktur social itu hanya sekedar kumpulan individu serta pelakunya, namun masyarakat tidak independen dari individu yang membentuknya. Menurut Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial.

B. Elemen dasar struktur sosial
Struktur social memiliki empat elemen dasar, sebagai berikut :
a. Status social
Merupakan kedudukan atau posisi social seseorang dalam kelompok masyarakat, meliputi keseluruhan posisis social yang terdapat dalam suatu kelompok besar masyarakat, dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Status di bagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Ascribed status
Ascriebed status adalah status sosial yang di peroleh secara alami atau secara lansung ,status ini tanpa di perjuangkan.Contohnya :kedudukan sebagai laki-laki atau perempuan,kedudukan sebagai anak.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang di peroleh dengan cara di perjuangkan .Contohnya:status sosial sebagai pelajar ,mahasiswa,guru ,dosen,tentara,polisi,presiden.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status yang doberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu untuk masyarakat.
b. Peran Sosial
Merupakan seperangkat harapan terhadap seeorang yang menempati suatu posisi atau status social tertentu.
c. Kelompok
Merupakan sejumlah orang yang memiliki norma-norma, nilai-niai dan harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi.
d. Lembaga
Merupakan pola terorganisasi dari kepercayaan dan perilaku yang dipusatkan pada kebutuhann social yang mendasar.

C. Bentuk Struktur sosial
Keanekaragaman individu yang saling berinteraksi dalam masyarakat ini disebut perbedaan social. Secara umum , perbedaan social dapat di bagi dua, yaitu :
a. Secara horizontal
Diferensiasi, yaitu pembedaan yang berkaitan dengan interaksi, tetapi tidak menumjukan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah.
b. Secara Vertikal
Sratifikasi, yaitu perbedaan social yang menunjukan adanya tingkatan-tingkatan yang berbada dalam suatu masyarakat.

1. Diferensiasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi social adalah variasi pekerjaan, prestisi, dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat, yang di kaitkan dengan interaksi atau akibat umum dari proses interasi social yang lain .
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain:
a. Diferensiasi ras
Ras adalah su8atu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid.

b. Diferensiasi suku bangsa
Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua.
c. Diferensiasi klen
Klen merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi.
d. Diferensiasi agama
Di Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya.
e. Diferensiasi profesi
Masyarakat biasanya dikelompokkan atas dasar jenis pekerjaannya.
2. Statifikasi social
Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan.
Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan, atau kekuasaan. Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan, hak istimewa dan prestiselah yang menjadi dasar terciptanya stratifikasi sosial.
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi 2:
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)
2. Stratifikasi Sosial terbuka
Adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern.

artikel ISD "Integrasi sosial"

Mata kuliah : Ilmu Sosial Dasar
INTEGRASI SOSIAL
Setiap perubahan yang dikehendaki atau diinginkan oleh masyarakat akan menghasilkan integrasi sosial. Ini berarti masyarakat menyadari bahwa sistem sosial, nilai, adat-istiadat, norma, atau hukum yang berlaku sekarang sudah tidak memadai lagi dan sudah saatnya diubah. Perubahan yang dikehendaki (intended change) oleh masyarakat sendiri tidak akan menimbulkan kekacauan atau disintegrasi sosial.

A. PENGERTIAN INTEGRASI SOSIAL

Integrasi mengandung dua pengertian, yaitu pengendalian terhdap konflik dan penyimpangan dalam suatu nsistem social dan membuat suatu keseluruhan atau menyatukan unsur tertentu,khususnya dalam suatu masyarakat yang beranekaragam. Sedangkan integrasisoial jika di kendalikan, disatukan, atau di kaitkan satu sama lain itu adalah unsure-unsur social atau kemasyarakatan. Untuk dapat hidup saling berdampingan, di perlukan suatu penyusaian antara satu dengan yang lainnya untuk mengurangi perbedaan dan pemupuk kesamaan yang ada di masyarakat.
Menurut para penganut fungsionalisme structural, system social terintegrasi di atas dua landasan, yaitu consensus tentang nilai-nilai daintara masyarakat dan berbagai anggota masyarakat menjadi anggota berbagai kesatuan social.

B. SYARAT – SYARAT INTEGRASI

Integrasi social akan terbentuk di masyarakat apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial dari suatu wilayah atau Negara tempat mereka tinggal.

C. BENTUK DARI INTEGRSI SOSIAL

Integrasi social adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap sebagai lawan dari konflik di dalam masyarakat . bentuk integrasi pun bermacam-macam seperti dengan cara Asimilasi. Asimilasi merupakan proses social tahap lanjutan yang di tandai denagan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan – perbedaan yang terdapat diantara individu atau lelompok dalam masyarakatv. Asimilasi ini mempertinngi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Foktor Asimilasi yaitu akomodasi (toleransi antara kebudayaan yang berbeda), individu atau kelompok saling memenuhi kebutuhan ekonomi seperti barang dan jasa, saling menghargai terhadap kebudayaan berbeda yang di dukung oleh msyarakat , sikap terbuka daro golongan yang berkuasa kepada golongan minoritas untuk memperoleh pendidikan dll, persamaan antara kebudayan yang berlainan akan mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan lainnya, perkawinan campuran yang dapat menyatukan dan mengurangi perbedaan . selain Asimilasi , Akulturasi juga bentuk dari Integrasi social. Akulturasi merupakan proses penyatuan dua budaya yang saling berbeda. Penyatuan ini menyebabkan kebudayaan yang lemah hamper menyerupai kebudayaan yang lebih kuat, tetapi masing-masing mempertahankan cirri khasnya, misalnya kebudayaan hindu- bali.


D. FAKTOR PENDORONG INTEGRASI SOSIAL

Suatu integrasi tidak dapat terjadi dengan sendirinya tanpa adanya factor pendorong. Jika tidak disentegrasi akan terjadi dimana-mana, Karena itu, disintegrasi negara akan diminimalisir sampai serendah mungkin. Tentunya stabilitas dan integrasi bangsa dan negara akan sangat ditentukan juga oleh masalah penegakan hukum yang pasti dan adil. Tentunya kita semua mengharapkan agar segala perubahan sosial dan budaya yang terjadi di Indonesia merupakan perubahan sosial yang dikehendaki warga negara.
Bahwa dari dalam diri masyarakat sendiri timbul keinginan kuat untuk melakukan perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan dalam bingkai semacam ini akan menjadi sebuah proses kebudayaan yang bagus, karena mampu merangkum seluruh lapisan dan golongan masyarakat. Apalagi Indonesia adalah negara yang plural, di mana berbagai suku, bangsa, dan agama hidup di sini.
Perubahan sosial sebagai sebuah proses kebudayaan akan mampu mengintegrasikan seluruh lapisan masyarakat dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia. Sebaliknya, perubahan yang dipaksakan hanya akan menghasilkan kekacauan dan disintegrasi sosial. Pemaksaan perubahan sosial dapat terjadi dari dalam masyarakat sendiri karena sekelompok orang ingin memaksakan kehendaknya.
Factor pendorongnya:
- Homogenitas ( kesamaan ) kelompok
Pengelompokan berdasrkan kelas-kelas social secara bertingkat.
- Besar kecilnya kelompok
Pada kelompok kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relative kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi social.
- Mobilitas geografis
Manusia sering berpindah ke tempat lain, sehingga nanti ia akan menyesuaikan diri dengan keadaan sosialnya yang merupakan proses integrasi
- Efektivitas dan efesiensi komunikasi
Adak tidaknya hambatan dalam komunikasi.

Senin, 11 Oktober 2010

konflik sosial

Nama             :    Resti Setianingsih
NPM              :   15110771
Kelas              :   1 KA 31
Mata kuliah     :    Ilmu Sosial Dasar
             

                        KONFLIK  SOSIAL

Manusia lahir ke dunia sebagai mahluk individu yang saling bergantung satu sama lain nya maka itu manusia di sebut mahluk social.  Hakikat manusia sebagai mahluk social dalam beberapa segi kehidupan  dapat mendatangkan ketidakselarasan apabila tidak di atur dan di arahkan sebagaimana mestinya
            Suatu masyarakat pada dasarnya merupakan kumpulan individu yang membentuk organisasi social yang bersifat kompleks. Di dalam organisasin tersebut terdapat nilai-nilai, norma-norma, pranata social, dan peraturan untuk bertingkah laku dalam kelompoknya.
            Pada lingkup yang lebih luas seperti masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman etnik, budaya dan latar belakang , pertentangan di antara kelompok yang berbeda  sangat mungkin terjadi, baik berskala kecil maupun besar. Olh sebab itu di butuhkan kasadaran dan kemampuan dalam mengelola perbedaan dan keragaman  yang terdapat di masyarakat agar keragaman dan perbedaan yang terdadapat di masyarakat menghasilkan sesuatu yang positif.

A.    Konflik

Pengertian konflik secara sosiologis, konflik di artikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak  lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berbahaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan . Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Menurt Ralf Dahdendrof berpendirian bahwa masyarakat mempunyai dua wajah, yaitu konflik dan konsesnsus , sehingga teori  sosiologi harus menjadi dua bagian , teori konflik dan teori consensus.



B .   factor-faktor penyebab konflik

Jenis konflik cukup banyak, mulai dari perang terbuka, revolusi, pemoggokan buruh,kerusuhan rasial, sampai dengan perkelahian antarindividu. Konflik yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam sebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga sulit itu untuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari konflik. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata tidak menjadi sumber konflik, demikian halnya sebaliknya. Kadang sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antara manusia.
Factor- faktor yang dapat memicu terjadinya konflik anatara lain sebagai berikut :
1.      Perbedaan individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang bebeda satu sama lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi factor penyebab konflik social sebab dalam menjalani hubungan social , seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

2.      Perbedaan pendapat
Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya.

3.      Perbedaan latar belakang kebudayaan
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

4.       Perbedaan kepentingan
antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan
yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda.
Perbedaan kepentingan seperti halnya.
-          Salah paham
Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain.
-     Ada pihak yang dirugikan
Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.

5.      . Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotong royongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan prosesproses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

C.     DAMPAK-DAMPAK KONFLIK

Dampak positif
a.      Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau atau masih belum tuntas di telaah.
b.      Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma dan nilai serta hubungan social dalam kelompok bersangkuatan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok
c.       Jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok
d.      Dapat membantu menghidupkan kembali norma lam dan meciptakan norma yang baru.
e.      Sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan


Dampak  negative
a.      Akomodasi , dominasi bahkan bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam pertingkaian
b.      Kerusakan harta benda
c.       Perubahan kepribadian individu
d.      Keretakan hubungan antarindividu atau kelompok

Senin, 04 Oktober 2010

artikel ilmu sosial dasar " masyarakat multikultur"

Artikel Ilmu Sosial Dasar

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1 KA 31
Mata kuliah : Ilmu Sosial Dasar


MASYARAKAT INDONESIA YANG MULTIKULTUR


A. Masyarakat Multikultur

1. Pengertian

Masyarakat multikultur di sebut juga masyarakat majemuk adalah masyarakat atau banyaknya kelompok yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik itu berkenan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosial.

Menurut “Clifford Geertz” masyarakat majemuk ‘masyarakat pluralistik’ yaitu masyarakat yang di tandai oleh ikatan-ikatan primordial. Oleh karna itu, ikatan tersebut diartikan dengan budaya pencitraan atau “penandaan” yang di berikan (given). Dengan adanya penandaan individu ataupun kelompok memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang lainya
Menurut Geertz ada lima pencitraan atau penandaan yang diciptakan oleh masyarakat, namun dianggap sebagai pemberian Tuhan sejak manusia di lahirkan, yaitu:
a. Ras
Penandaan secara biologis ( warna kulit, raut wajah, perawakan, dll)
b. Bahasa
Merupakan indikator identitas etnis atau bangsa yang sangat kuat.
c. Daerah atau wilayah geografis
Sebagian besar identitas etnis ditentukan oleh wilayah yang bukan hanya lingkungan vital bagi mereka, tetapi juga tanah asal (dalam arti fisik dan psikoligis).
d. Agama
Sistem realigi pada sekelompok masyarakat yang merupakan tanda identitas etnis yang paling penting. Maka agama dapat menentukan etnisitas.
e. Budaya
Merupakan faktor-faktor yang disebutkan di atas ( bahasa, agama, dan organisasi sosial).


2. Masyarakat Indonesia yang multikultur

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh banyak ahli ilmu sosial di Indonesia, tercatat sekitr 300 suku bangsa dengan bahasa, adat istiadat, dan agama yang berbeda-beda. Namun suatu hal yang membanggakan bahwa meskipun tingkat kemajemukan nya tinggi, tetapi tetap kokoh dalam satu persatuan seperti yang dilambangkan dalam lambang Negara “ bhineka tunggal ika” walaupun berbada tapi tetap satu. Khebinekaan masyarat Indonesia dapat dilihat dari dua cara yaitu :

 Secara Horizontal (Diferensiasi)
Diferensiasi adalah perbedaan-perbedaan sosial yang tumbuh di dalam masyarakat , seperti perbedaan SARA.
 Secara vertical (stratifikasi social)
Stratifikasi adalah lapisan-lapisan sosial yang ada di dalam masyrakat yang ditempatkan dalam kelas yang berbeda-beda.

3. Penyebab Masyarakat Indonesia Menjadi Multikultur dan Masalah akibat Multikultur

Masyarakat indonesia mempunyai latar belakang yang menyebabkan Indonesia menjadi masyarakat yang multikultur . Dari sejarah nya Indonesia di latar belakangi oleh historis, kita semua tau bahwa bangsa Indonesia berasal dari nenek moyang . mereka melakukan perjalanan ke pulau-pulau nusantara . mereka mengembangkan pengetahuan, keteramplan,dll. Perbedaan pengalaman dan pengetahuan itulah yang menyebabkan timbulnya perbedaan suku bangsa dan budaya yang beragam. Lalu melalui keterbukaan Indonesia terhdap budaya luar. Sebagai contoh ; besarnya pengaruh asing seperti india, cina, bangsa eropa, bangsa tersebut membawa budaya yang beragam kepada bangsa Indonesia. Sehingga menjadi satu kebudayaan yang berbaur (akulturasi).
Di sisi lain masalah timbul akibat multikultur. Seperti konflik , konflik merupakan suatu proses disosiatif yang memecah belah suatu kesatuan masyarakat. Di Indonesia masih banyak konflik terjadi karna perbedaan pendapat sebagai contoh aksi mahasiswa dalam mengeluarkan pendapat (demo) tidak semua demo mahasiswa di terima oleh semua masyarakat sebab banyak aksi mahasiswa yang membuat resah masyarakat. Seperti aksi perusakan fasilitas umum, membakar foto presiden, berdemo dengan membakar ban. Selain itu konflik antarsuku, konflik antarsuku dapat menyebabkan pertentangan antar suku seperti konflik di timika papua. Mereka saling menyerang satu sama lain dengan melempar batu, tembakan, Samurai, bambu runcing,dll. Konflik lain juga di alami di aceh seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mereka ingin memisahkan diri dari Indonesia, sehingga terjadi konflik dengan aparat kepolisian. Tindakan semacam itu dapat memecah belah suku bangsa Indonesia, persamaan dan perbedaan pendapat pun sering menimbulkan konflik/pertentangan social, kerja sama, kesetiakawanan antar individu dan golongan. Maka dari itu kita harus menjaga keutuhan bangsa Indonesia, saling menghargai antarsuku bangsa, agama, sosial, rasial, dll agar tidak terjadi konflik. Selain konflik masalah akibat multikultur juga diakibatkan oleh disentegrasi, disentegrasi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada keserasian atau keharmonisan pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Disentegrasi ini timbul akibat dari norma-norma yang tidak berlaku lagi di dalam masyarakat, sangsi yang tidak berjalan sesuai aturan, terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat, tindakan masyarakat tidak sesuai dengan norma yang berlaku, terjadinya proses sosial yang bersifat disosiatif, seperti pertentangan, kontroversi, persaingan, sehingga masyarakat menjadi kacau, kriminal ada dimana-mana membuat masyarakat resah akan itu semua.
Pada tahap yang lebih lanjut, pola kehidupan yang sperti ini akan menimbulkan gejala-gejala kehidupan sosial yang tidak normal, yang disebut masalah sosial. Masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat bisa berupa perilaku-perilaku masyarakat yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku (pelacuran, prostitusi, penggunaan obat-obat terlarang) atau pelanggaran hokum yang bersifat merusak ikatan social (kemiskinan, disorganisasi keluarga). Menurut Soerjono Soekanto, masalah social timbul karna tidak ada integrasi yang harmonis antara lembaga-lembaga kemasyarakatan atau akibat adanya individu-individu yang mengalami kesulitan menyusaikan diri dengan bermacam-macam hubungan sosial yang telah ada.
Dengan adanya masalah tersebut kita harus melakukan cara agar tidak terjadi penyimpangan sosial. Cara tersebut dapat dilakukan melalui integrasi sosial. Integrasi merupakan pengendalian konflik dan penyimpangan dalam suatu system sosial, dan menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beranekaragam. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai, norma-norma dan pranata sosial. Integrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui akulturasi,dan asimilasi. Selain integrasi, Reintegrasi bisa juga di lakukan untuk menyatukan masalah-masalah sosial. Reintegrasi merupakan proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.


Nara sumber : buku erlangga (sosiologi) jilid 2

pengertian isd, tujuan, hubungan dengan ips, dan ruang lingkup isd

Nama : Resti Setianingsih
NPM : 15110771
Kelas : 1 KA 31
Mata kuliah : Ilmu Sosial Dasar



Bab 1
Ilmu Sosial Dasar

A. Pengertian Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu pengetahuan yang menelaah ataupun mempelajari
masalah – masalah social yang berada di lingkungan masyarakat dengan perkembangan yang sangat pesat , khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat dengan pengertian yang lebih mudah seperti (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam ilmu-ilmu social. Atau timbal balik antara manusia dengan Lingkungan.
Ilmu Sosial Dasar tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah tersendiri dan juga ia tidak mengembangkan suatu penelitian sebagai mana suatu disiplin imu, seperti ilmu-ilmu social lainya. Mata kuliah ini mempelajari tentang gejala-gejala social yang dapat meningkatkan mahasiswa agar cepat tanggap dalam menghadapi masalah social.

B. Tujuan

Ilmu social Dasar mempunyai tujuan :
Memahami masalah – masalah social yang ada dalam masyarakat.
Cepat tanggap untuk menanggulangi masalah social
Menyadari masalah social yang bersifat kompleks dan dapat dipelajari secara kritis – interdisipliner
Membantu mengembangkan wawasan pemikiran dan kepribadian yang luas kepada masyarakat Indonesia dan dapat bermusyawarah satu sama lain.
Supaya Warga Indonesia memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dalam masyarakat.
Menurut : “Grenalio Kristian Perdana”

ISD bertujuan membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas, dan cirri-cri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap an tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lainnya, serta sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan.

C. Hubungan Ilmu Sosial Dasar dengan Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Sosial Dasar berhubungan dengan ilmu pengetahuan social karna keduanya saling berkaitan dalam kehidupan social masyarakat.
Misalnya :
1. Seperti dalam program pendidikan ataupun pengajaran walaupun sedikit berbeda dalam pendidikan SD , SMP , SMA , universitas. tetapi masih terkait satu ikatan pendidikan dan pembahasan social
2. Keduanya merupakan gabungan suatu kenyataan social dan masalah social hanya saja berbeda dalam ISD membentuk sikap dan kepribadian sedangkan IPS pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual


D. Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar

Dalam menelaah masalah social kita harus mengidentifikasi kenyataan social dan memahami sejumlah konsep social tertentu. Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan atas 3 golongan :
1. Kenyataan social yang ada dalam masyarakat merupakan salah satu masalah social tertentu. Kenyataan tersebut di tanggapi berbeda oleh para ahli ilmu social karena perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangannya .
2. Pengertian tentang kenyataan social di batasi pada konsep dasar atau elementer saja sebab untuk mempelajari masalah social yang dibahas dalam ilmu pengetahuan social .
Misalnya konsep “keanekaragaman” dan konsep “kesatuan social” terdapat :
a. Persamaan dan perbadaan pola piker dan tingkah laku
b. Persamaan dan perbedaan kepentingan.
Perbedaan dan persamaan itulah yang dapat menimbulkan konflik/pertentangan ataupun kontroversi masyarakat , kerjasama, kesetiakawanan antar individu ataupun golongan.
3. Masalah-masalah social yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara satu dengan yang lainya saling berkaitan.

Dalam pembahasannya ruang lingkup Ilmu Sosial Dasar terdiri dari aspek yang merupakan suatu masalah social yang harus di tanggapi dengan pendekatan sendiri, serta keragaman golongan dan kesatuan social masyarakat; contoh seperti mempelajari masalah kependudukan, mempelajari ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk memanfaatkan kemakmuaran masyarakat dan pengurangan kemiskinan.